Tanggung Jawab & Beban Laki-laki Selama Di Dunia Serta Daya Tariknya


“Dikutip dari Berbagai Sumber yang Ada”

  • Part I

Tugas Seorang PRIA Selama di Dunia

 

Pada awalnya Tuhan menciptakan seorang Pria. Namun Tuhan akhirnya mencarikan pasangan yang sepadan untuk Pria, maka saat Pria tertidur Tuhan mengambil tulang rusuk Pria dan jadilah seorang Wanita. Karena Wanita diambil dari tulang rusuk Pria maka tanggung jawab Pria lebih besar dari seorang Wanita. Memiliki tanggung jawab lebih besar dari seorang Wanita bukan berarti Pria memiliki kehormatan dan harga diri lebih tinggi dari Wanita. Pria dan Wanita memiliki kehormatan dan harga diri yang sama. Tuhan menciptakan Wanita untuk menjadi pasangan yang sepadan untuk Pria. Sepadan disini maksudnya adalah agar saat Pria sedang mengalami suka cita, Wanita ada di sisinya. Dan saat Pria sedang mengalami duka cita, Wanita tersebut ada di sisinya juga.

 

Nah kembali ke tanggung jawab, sebenarnya apa tugas-tugas Pria yang harus dilakukan selama hidup di dunia? Inilah jawabannya:
1. Belajar

Belajar disini tidak hanya teori saja tapi juga praktek. Pria harus belajar menghargai diri sendiri, menghargai orang lain, mengembangkan diri sendiri, dan belajar memberikan dampak positif serta memberi inspirasi bagi orang lain. Hidup adalah belajar, setiap hari kita harus belajar karena kehidupan ini mengajarkan banyak sekali kepada kita, jadi kita harus peka terhadap kejadian di sekitar kita karena melalui kejadian itulah kehidupan mengajarkan kita sesuatu.

 

2. Mencari Penghasilan

Mencari penghasilan bisa melalui cara apa saja, kenapa? Karena Tuhan memberikan setiap manusia akal budi dan kreatifitas sehingga manusia bisa memikirkan caranya masing-masing agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dan manusia juga mempunyai insting bertahan hidup, tapi terkadang karena hidup susah seorang Pria pun bisa melakukan hal nekat demi orang yang dia sayangi atau hanya sekedar untuk bertahan hidup.

 

3. Menjadi Seorang Pendamping dan Penjaga Bagi Pasangannya

Menjadi pendamping dan penjaga bagi pasangannya saat sedang bersama ini merupakan hal wajib karena wanita diciptakan secara fisik lebih lemah dari seorang Pria maka Pria harus bisa mendampingi dan menjaga pasangannya.

 

4. Selalu Menjaga Hatinya Hanya Untuk Pasangannya

Godaan terbesar seorang Pria jika karir dia selalu meningkat adalah jabatan dan wanita. Kenapa jabatan? Karena Pria selalu punya ambisi, dan sifat manusia adalah tidak pernah puas. Dengan meningkatnya jabatan biasanya diikuti dengan meningkatnya fasilitas dan uang yang dia dapat. Kenapa wanita? Karena Pria memiliki hawa nafsu lebih besar daripada Wanita.

Kalau sebagai laki-laki muslim sejati, harus bisa menahan godaan baik itu harta & wanita…

Mungkin dalam harta semua orang juga pasti akan tergoda apalagi banyak… itu mungkin wajar saja, tapi terkadang harta yang banyak bisa merusak kehidupan kita didunia, kecuali kita sebagai laki-laki bisa mengatur harta itu dengan baik secara perhitungan agama, baik dalam kebutuhan diri sendiri maupun untuk kepentingan umat manusia juga bisa…

Kalau godaan dari wanita, maka ingatlah satu wanita yang sudah kita pilih untuk menjadi pasangan kita…

bagi laki-laki yang ingin mengikuti sunnah Rasul, yaitu bisa menikahi 4 istri… itu boleh saja, tapi ingatlah satu hal… yaitu adil… adil dalam artian rumah tangga, jika sebagai laki-laki kita ingin punya istri lebih dari satu… maka lahir dan batin kita harus terbagi… misalnya kita mempunyai 4 istri sekaligus… maka lahir dan batin kita sebagai laki-laki haruslah bisa dibagi menjadi 4… belum lagi kalau sebagai laki-laki mendapatkan anak dari ke-4 istri tersebut… maka lahir dan batin seorang suami itu harus bisa dibagi juga dengan anak-anaknya…

cukup berat memang… tapi itulah kenyataannya… kalau tidak bisa memenuhi hal itu, cukup satu istri saja…

 

5. Selalu memberi support kepada pasangannya dan melengkapi kekurangan pasangannya

Suatu hubungan yang baik adalah jika kita dan pasangan kita merasakan adanya pertumbuhan karakter ke arah yang positif, setiap hari selalu merasa nyaman dan antusias karena pasangan kita selalu men-support kita. Gimana caranya? Kita bisa saling diskusi setiap hati serta membuka hati dan pikiran untuk menerima saran masukan dan kritikan. Dan melakukan hal ini ngga gampang lho, karena biasanya manusia pada dasarnya selalu ingin menang dan selalu ingin dibenarkan.

 

6. Menjadi seorang ayah dan belajar menjadi seorang ayah yang bisa memberikan teladan baik bagi anaknya

Ada yang bilang bahwa ayah kita sendiri adalah inspirasi bagi kita saat kita menjadi ayah bagi anak kita kelak. Namun bagaimana jika anda memiliki pendapat bahwa ayah anda tidak memberikan contoh yang baik bagi anda? Gampang! Kita singkirkan sifat dan contoh jelek dari ayah kita dan ambil sifat dan contoh baik dari ayah kita. Dan kita tambahkan dengan apa yang sudah kita pelajari selama hidup ini.

Note : Jadilah Ayah yang Bijak dan bisa mendidik anak-anaknya dengan ilmu agama.

 

http://hamhamichi.blogspot.com/2011/08/tugas-seorang-pria-selama-di-dunia.html

=========================================================================

  • Part II

Hidup Adalah Cerita

Hidup adalah cerita, Lakukanlah yang terbaik untuk hidup ini sebagai bekal di akhirat kelak. Allah telah menciptakan manusia dengan sesempurna mungkin, namun tetaplah Allah yang paling sempurna. Allah adalah Esa bukan satu dua ataupun tiga. maka hendaknya sebagai manusia lakukan apa yang diperintahkan oleh yang Esa.Cinta yang kekal bukanlah pada pasangan di muka bumi ini, melainkan cinta dan kasih kepada Allah SWT. Love Allah Forever…

 

Tanggung Jawab Laki-Laki sebagai Pemimpin Keluarga

Dalam suatu keluarga seorang Laki-Laki tidak akan pernah putus tanggung jawabnya sebagai Pemimpin keluarga. Pada pandangan islam pun sudah pasti demikian…

Seorang laki-laki adalah tulang punggung keluarga, dan menjadi pedoman bagi anak-anaknya untuk menjadi seorang muslim yang menjalankan perintah-perintah Allah SWT dengan berpedoman Al-Quran dan As-Sunnah atau hadist.

 

 

Sesuatu yang rumit jika tanggung jawab tersebut menjadi beban bagi kaum adam, karena bagaimanapun juga laki-laki tidak dipandang dari segi usia atau harta benda yang dimilikinya untuk menjadi pemimpin yang dihormati dalam suatu keluarga melainkan semua manusia yang diciptakan berjenis kelamin “Laki-Laki”. Berikut ini  saya akan menceritakan “seorang Ayah dari anak-anaknya dan Suami bagi Istrinya”

 

 

Pekerjaan hanyalah aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya di bumi (dunia), namun pada kenyataannya manusia di berikan akal dan pikiran serta diciptakan sesempurna mungkin sebagai khalifah dimuka bumi ini untuk melakukan aktifitas yang mendatangkan kebaikan baik dunia maupun  akhirat. yang menjadi fenomena saat ini sudah banyak umat manusia yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya yang tampak dalam kesehari-harian dengan apa yang terjadi di dunia ini.sementara ia seringkali melupakan apa yang seharusnya ia persiapkan untuk di akhirat kelak.

 

 

Sebut saja nama laki-laki atau pria ini adalah Ridho, Sejak kecil ridho dididik oleh orang tua yang memiliki pendidikan yang baik dimata warga sekitarnya ditempat ia tinggal. Ayah dan Ibu Ridho adalah seorang Guru. Sewaktu ia kecil selalu diajarkan yang baik mengenai etika berbicara, etika dalam bersikap baik di depan orang tua ataupun teman-teman sebayanya,dan Mengenai Sholat. Namun ada satu hal yang sangat disayangkan bagi ridho disaat ia merasakan menjadi seorang Ayah dan Suami, karena ketika ia kecil selalu kabur saat disuruh ke tempat pengajiaan untuk belajar membaca Al-quran.

Ridho mempunyai anak perempuan, sejak kecil anak tersebut selalu di berikan pendidikan yang baik oleh ridho dan istrinya, Namun karena kesibukannya dalam bekerja mencari nafkah baik ia dan istrinya, anak tersebut dijaga oleh seorang pembantu.

Dibalik kesibukan ridho dan istrinya mereka selalu menyempatkan diri untuk berkumpul saat makan malam atau hari-hari libur setiap minggunya. Ridho menyadari karena penyesalan masa kecilnya tidak mengikuti belajar membaca Al-Quran ia mensupport anaknya untuk ikut kegiatan di TPA dekat dengan tempat tinggalnya. Selain itu Istrinya pun mengajari anaknya membaca Al-quran di rumah pada waktu luang. Hingga suatu saat anaknya pun tumbuh menjadi seorang Gadis. Anak tersebut menjadi baik dalam membaca Al-Quran.

 

 

Singkat cerita ketika anaknya mencapai puncak kedewasaan ia mengajak adik-adik dan saudara-saudaranya berkumpul untuk melakukan aktifitas mengaji setiap selesai shalat maghrib. Alhasil semuanya bersemangat untuk menjalani aktifitas tersebut, namun sang Ayah membatasi diri dengan beralasan saat hendak memulai shalat jamaah, ia mengatakan bahwasannya ia sudah terlanjur melakukan shalat terlebih dahulu, maka ia berdiam diri di kamar peristirahatannya. dan Istrinya pun bisa memahami isi hatinya yang terdalam atas rasa mindernya dihadapan anak serta merasa betapa ia tidak pantas menjadi imam bagi keluarganya karena tidak dapat mengaji dengan baik dibandingkan istrinya. Kemudian kegiatan tetap terus dilanjutkan, setelah selesai shalat isya berjamaah barulah Istrinya mengajak ridho untuk berbincang seputar aktifitasnya dalam sehari, dan baru masuk ke topik yang dinantinya mengenai membaca Al-quran.

 

 

Istri berkata ” Ayah tadi mengapa tidak ikut mengaji?”

 

 

Ridho Menjawab “Aku malu ma terhadap anak-anakku dan juga ibumu, karena kalau mereka tahu aku tidak pandai mengaji. sangat tidak pantas aku menjadi imam bagimu dan juga anak-anak kita.”

 

 

Istri (terdiam dan menghela nafas), “Anak laki-lakimu yang masih berumur 12 tahun saja tetap harus di barisan paling depan dalam melakukan sholat berjamaah, jika ayah mau aku selalu siap untuk mengajarkan ayah mengaji kalau memang ayah malu dengan itu, ayah bisa belajar dengan rekan-rekan ayah yang lebih mengetahuinya” (membujuk).

 

 

Hingga Akhirnya ridho tersadar Allah tidak akan merubah seseorang jika orang itu sendiri tidak berusaha untuk memperbaikinya. “Tidak ada kata terlambat untuk melakukan hal yang baik di mata Allah” dari pada menyesal pada waktu yang ditentukan nati. Keesokan harinya ridho sedia menjadi imam kemudian berusaha membaca Al-Quran dengan baik walaupun masih terbata-bata, dan istrinyapun salut dengan kepintarannya karena perkembangannya begitu pesat, ketika berkumpul ridho langsung bisa mengkoreksi bacaan yang salah hanya dengan membaca buku bacaan surat-surat pendek yang terdapat tulisan latin. Anak-anaknya pun sangat senang dengat keberadaannya di tengah-tengah pengajian, anaknya tetap menghormatinya sebagaimana orang pemimpin yang selalu diseganinya, tidak dapat mencela atau merendahkannya karena rasa hormat yang sudah tertanam sejak kecil.

dan ternyata Istri dan Anak-anaknya selalu berdoa disaat tidak melihat keberadaan ridho sewaktu menjalankan pengajian mereka masing-masing berdoa dalam hati agar di mudahkan hati ridho untuk mengerjakan kebaikan  serta menjauhi kebathilan.

 

http://estipermatajofi.blogspot.com/2013/03/laki-laki-tidak-akan-pernah-putus.html

=========================================================================

  • Part III

4 Laki-Laki Yang Digolongkan Akan Ditarik Keneraka Oleh Wanita

 

Daya Tarik Wanita Didunia Dan Akherat

pengaruh laki-laki bagi keselamatan dunia dan akehratnya

 

 

1. Sebagai Ayah

Apabila seseorang yang bergelar bapa/ayah tidak memperhatikan anak perempuannya ketika di dunia. berarti juga dengan sang bapa yang tidak memberikan segala kebutuhan pengetahuan masalah agama contoh terpenting adalah seperti mengajarkan shalat, mengaji, dan lainya. Dan sampai membiarkan anak perempuannya terbiasa tidak menutup aurat seperti yang seharunya. Karena menjadi seorang ayah sangat tidak cukup apabila dengan hanya sekedar memenuhi kebutuhan dunia saja bagi anak perempuanya. Kelak dia akan ditarik ke neraka oleh anak perempuanya karena menagih segala kewajiban seorang ayah yang hingga tidak di kerjakanya ketika didunia.

 

Ayah, bagaimanakah dengan keadaan anak perempuanmu kini? Apakah kau sudah pernah mengajarkan shalat dan shaum (puasa) kepadanya? apakah dia Menutup aurat? sudah banyakah kau memberi Pengetahuan agama? apabila hal ini tidak kau penuhi, maka bersedialah kelak untuk menjadi salah satu bagian dari Neraka.

 

 

2. Sebagai Suami

Jika suami tidak memperhatikan tindak tanduk dan tatakrama seorang istri yang dinikahinya. membiarkanya bebas. Tidak memperdulikan seorang istri berhias diri untuk banyak mata lelaki diluar sana yang bukan mahramnya.

 

Apabila seorang suami cenderung berdiam diri dengan istri yang seperti itu meskipun sang suami adalah orang yang taat beribadah pada allah dan sangat alim, meskipun seorang suami yang shalatnya yang tidak pernah tidak tepat dan selalu rajin dengan segala sunat, meskipun seorang suami yang shaumnya tidak sekalipun pernah batal. Kelak dia akan diajak ditarik oleh isterinya bersama-sama terjerumus ke dalam Neraka karena kelalaianya terhadap istrinya ketika didunia.

 

Suami, bagaimanakah keadaan istri tercintamu kini? Dimanakah dia berada ini? Bagaimana dengan akhlaknya? apabila tidak kau jaga dengan ketetapan yang sudah Rasulullah ajarkan dalam agama Islam, terimalah keniscayaan yang kau jalani kelak sehidup semati bersama istrimu didalam Neraka.

 

 

3. Kakak Laki-laki / Adik Laki-laki

Jika ayahnya telah meninggal, maka tanggung jawab untuk menjaga kehormatan wanita yang memilii kakak/adik laki-laki jatuh pada kakak/adik laki-laki nya tersebut(termasuk paman). Apabila mereka hanya cenderung untuk mementingkan keluarga kecilnya saja dan adik atau keponakannya tidak di perdulikan dari ajaran Islam, maka kelak tarikan mereka di akhirat kelak menuju neraka oleh saudara perempuanya.

 

Laki-laki yang memiliki saudara perempuan, janganlah hanya menjaga amalmu dan melupakan amanah yang lainnya. Sebab kau juga kelak akan diminta pertanggungjawaban diakhirat kelak.

 

 

4. Anak Laki-laki

Jika anak laki-laki tidak mengingatkan dan menasehati Ibunya dalam hal kelakuan yang pelanggaran dalam ajaran Islam. Jika seorang ibu membuat kemungkaran, mengumpat, memfitnah, mengunjing, maka kelak seorang anak itu akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Dan turut bersama menemani ibunya menjalani hari-hari di Neraka.

 

Anak lelaki, sayangilah ibumu, nasihatilah dia jika dia hilaf,bersalah atau lalai melenceng dari ajaran islam. Karena seorang  ibu juga hanyalah manusia biasa, yang tidak lepas dari melakukan dosa. Selamatkanlah ibumu dari ancaman siksa neraka, apabila tidak, maka kau pun akan ikut ditarik bersama ibumu didalam neraka.

 

 

Sungguh wanita dengan semua daya tariknya baik didunia maupun akherat, ini semua tidak luput dari peran serta laki-laki didunia yang hidup bersama wanita, maka posisikan lah peran seorang laki-laki dengan benar agar kelak dapat bersama-sama berkumpul kembali didalam damainya surga yang kekal.

Insyallah

Amin..

 

 

http://kanknkunk.blogspot.com/2013/07/4-laki-laki-yang-digolongkan-akan.html

=========================================================================

  • Part IV

 

“Sebab Aku Laki-Laki” Kisah Tanggung jawab seorang Pemimping keluarga

 

Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya: “Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?” Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : “Sebab aku Laki-laki.” Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu berguman : ” Aku tidak mengerti.”

Dengan kerut kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : “Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-Laki.” Demikian bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya :”Ibu mengapa wajah Ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?”

Ibunya menjawab: “Anakku, jika seorang Laki-Laki yang benar benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian.” Hanya itu jawaban Sang Bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

“Saat Ku-ciptakan Laki-Laki, aku membuatnya sebagai Pemimpin Keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan Keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar Keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. “

“Ku-ciptakan Bahunya yang Kekar & Berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh Keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh Keluarganya. “

“Ku-berikan Kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar Keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. “

“Ku-berikan Keperkasaan & Mental Baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi Keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi Keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi Keluarganya & yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya.”

“Ku-berikan Kesabaran, Ketekunan serta Keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing Keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. “

“Ku-berikan Perasaan Keras dan Gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi Keluarganya, didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara.”

“Ku-berikan Kebijaksanaan & Kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya & menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi.”

“Ku-berikan Kerutan diWajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-Laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia & BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan, bahwa sebagai Laki-Laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. “

“Ku-berikan Kepada Laki-Laki Tanggung Jawab penuh sebagai Pemimpin Keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh Laki-Laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia & Akhirat.”

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayanya. ” AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH.”

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah…

 

With Love to All Father

 

http://viczhoel.wordpress.com/2009/07/05/sebab-aku-laki-laki-kisah-tanggung-jawab-seorang-pemimping-keluarga/

=========================================================================

  • Part V

Daya Tarik Pria Yang Disukai Wanita

Daya tarik seorang pria tidak hanya terletak pada ketampanan wajah saja. Banyak wanita yang terpana pada pandangan pertama pada seorang pria, namun setelah lama mengenalnya justru ilfeel, alias luntur deh rasa tertariknya. Hal tersebut terjadi setelah melihat perilaku, sifat, atau tidak cocok prinsisp dan sesuatu yang tidak ia miliki. Lalu, apa saja yang membuat daya tarik seorang pria sehingga mampu membuat wanita kesengsem dan naksir ingin dipilih menjadi pacar/isterinya?

1. Pria Good Looking 

Sama seperti pria, wanita juga tertarik pada pria dari pandangan pertama. Beruntung dan bersyukurlah jika Anda dianugerahi wajah yang tampan. Namun, jika wajah Anda pas-pas an? tidak masalah. Yang terpenting adalah jaga kebersihan dan kerapian penampilan Anda. Biasakan mandi, mencukur/merapikan  jenggot/kumis. Mengenakan pakaian yang bersih, harum parfum (paling tidak, jangan sampai tercium bau badan/bau ketiak yang asam).

 

2. Pria Humoris = Pria yang mempunyai selera humor yang baik

Tidak ada yang lebih seksi dan menarik dari pria dengan selera humor yang baik. Wanita ingin dekat dan akan merasa nyaman, bahagia dan terhibur jika bersama pria yang selalu dapat membuatnya tersenyum dan tertawa bahagia.

 

3. Pria Pe De = Pria yang Percaya Diri

Seorang pria yang percaya diri bisa memenangkan wanita dalam sekejap. Kuncinya adalah Percaya diri. Tanpa percaya diri, pria tidak dianggap memiliki wibawa, tidak dapat bersikap tegas, bertindak gentleman, terkesan pemalu (seperti wanita), tidak berani berbuat sesuatu yang dapat membuat wanita terpesona.

 

4. Pria Tanggung Jawab

Sejak dari jaman dahulu kala, TANGGUNGJAWAB adalah karakter yang mutlak harus dimiliki dan melekat pada seorang pria. Seorang wanita independen pun akan terpesona pada sifat tanggungjawab seorang pria pada kencan pertamanya. Contohnya adalah: Saat pergi kencan pertama, wanita sangat tertarik/terpesona pada sikap ambil alih seorang pria yang membayari makan malam bersama. Wanita akan merasa ilfeel ketika seorang pria pelit atau kurang peka terhadap hal ini.

 

5. Pria Bijaksana (Pembicara dan Pendengar yang Baik) = Pria yang Stay Calm

Yang satu ini benar-benar sederhana. Pria bijaksana. Wanita lebih menyukai pada pria yang tidak terlalu banyak bicara (menyimpan kata-kata bijak nya untuk momen yang tepat ia katakan) dan mendengarkan begitu banyak curhat dan keluh kesah wanita. Wanita menyukai pria pendengar yang baik. Hanya saja, jangan terus menerus berkeluh kesah tentang mantan pacar , meratapi  terus-terusan anjing yang baru saja meninggal, dll. Percakapan intelektual akan membuat wanita ketagihan dan tertarik pada seorang pria. Jangan masuk ke arah perdebatan meskipun prinsip dalam hubungan adalah: “Walaupun wanita salah, namun Wanita selalu ‘benar’!”. Jadi, wanita akan lebih menurut dan mendengarkan kata-kata pria jika pria berbicara bijak/tidak menyalahkan wanita dalam bentuk perdebatan, namun dengan cara yang lembut. Dangan cara ini, malah akan membuat wanita meleleh pada pria.

 

6. Pria Misterius

Pria misterius kadang malah membuat beberapa wanita menjadi tertarik. Seorang pria misterius dianggap seksi. Membuat wanita ingin tahu lebih banyak dan ingin lebih mengenal si pria misterius. Saat si pria tidak menumpahkan seluruh kisah hidup sekaligus pada awal perkenalan, ini yang akan membuat si wanita jatuh penasaran dan ingin lebih dekat mengenal si pria.

 

7. Pria Punya Keahlian dalam hal positif/kreatif = Pria Berpotensi

Wanita selalu memuja pria yang punya keahlian khusus, cerdas dan kratif. Seorang pria yang pandai dalam hal tertentu akan membuat wanita ingin memiliki dan bangga atas prestasi yang dimiliki pria. Nah, jadi kembangkan bakat dan keahlian Anda, Man!

 

8. Pria yang Punya Kekuasaan

Wanita juga sangat menyukai pria yang punya kekuasaan. Pria yang mempunyai kekuasaan dianggap sebagai pria yang berwibawa. Jika hal ini pasti sudah banyak contohnya di negeri ini. Siapa yang tidak menyukai jika didekati dengan seorang pimpinan organisasi? pimpinan perusahaan besar? penguasa daerah? dll…

 

9. Pria yang Punya Banyak Uang = Pria Berduit

Nah, kalau uang, siapa yang tidak butuh uang? Di dunia sekarang ini, uang sudah menjadi hal yang dicari-cari orang untuk dapat hidup. Apalagi wanita. kaun wanita sangat menginginkan bersama pria yang punya banyak uang. Jadi, cinta memang hal utama, namun uang adalah kebutuhan mutlak yang dinginkan wanita manapun. Ada juga tipe wanita yang utama adalah menyukai/mencari Pria ber-uang, maka cinta pun akan tumbuh di hatinya.

 

10. Pria yang Kuat Iman

Nah, ini adalah hal yang mutlak diinginkan  beberapa wanita yang mengerti sejatinya hidup di dunia. Wanita ingin memiliki pasangan hidup seorang pria yang beriman. Pria yang teguh keimanannya menjadi daya tarik beberapa wanita. Karena, bagi wanita hal ini sangat penting bagi kuatnya pondasi sebuah hubungan, terutama pada jenjang pernikahan.

 

11. Pria yang Baik Perilakunya

Siapa yang tahan dengan pria yang hobi main perempuan? bersikap seperti kebanci-bancian? pemabuk? penjudi? apalagi pemakai narkoba? Nah, sangat penting bagi wanita untuk mengenal perilaku pria. Pria yang baik perilakunya akan menjadi daya tarik yang kuat bagi wanita pada umumnya. contohnya Pria yang Kebapa-bapaan.

 

12. Pria yang Gemar berolahraga

Bagi para wanita, pria yang gemar berolahraga adalah pria yang seksi. Dia akan memperhatikan kesehatan dan bentuk tubuhnya. Hal tersebut adalah salah satu modal, sehingga mampu mmebuat para wanita kesengsem.

 

Nah, para Pria..sebaiknya Anda intropeksi dari sekarang. Kira-kira sudah layakkah diri Anda untuk menjadi daya tarik seorang wanita?

 

http://sharingdisana.com/2013/03/23/daya-tarik-pria-yang-disukai-wanita/

=========================================================================

  • Part VI

BEKAL WANITA DUNIA AKHIRAT

 

Istri mempunyai kewajiban taat kepada suaminya, mendidik anak dan menjaga kehormatannya. Ketaatan yang dituntut bagi seorang istri bukannya tanpa alasan. Suami sebagai pimpinan, bertanggung jawab langsung menghidupi keluarga, melindungi keluarga dan menjaga keselamatan mereka lahir-batin, dunia-akhirat.

Tanggung jawab seperti itu bukan main beratnya. Para suami harus berusaha mengantar istri dan anak-anaknya untuk bisa memperoleh jaminan surga. Apabila anggota keluarganya itu sampai terjerumus ke neraka karena salah bimbing, maka suamilah yang akan menanggung siksaan besar nantinya.

Ketaatan seorang istri kepada suami dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah jalan menuju surga di dunia dan akhirat. Istri boleh membangkang kepada suaminya jika perintah suaminya bertentangan dengan hukum syara’, missal: disuruh berjudi, dan lain-lain.

Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dikehendaki. [al-Hadist].

Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita shalihah. [HR. Muslim, Ahmad dan an-Nasa’i].

Wanita yang shalihah ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (Qs. an-Nisaa’: 34).

Sekiranya aku menyuruh seorang untuk sujud kepada orang lain. Maka aku akan menyuruh wanita bersujud kepada suaminya karena besarnya hak suami terhadap mereka. [al-Hadits].

Sebaik-baik wanita adalah yang menyenangkan hatimu jika engkau memandangnya dan mentaatimu jika engkau memerintahkan kepadanya, dan jika engkau bepergian dia menjaga kehormatan dirinya serta dia menjaga harta dan milikmu. [al-Hadist].

====================================================

Adab Seorang Istri Terhadap Suami.

 

Ada beberapa hal yang patut diperhatikan oleh seorang istri yang sholehah di dalam keluarga, termasuk pergaulannya terhadap suami. Beberapa hal tersebut adalah:

  1. Menjadi seorang istri yang baik adalah sedemikian penting sehingga dari titik pandang Islam, seorang istri yang baik dipandang sebagai sesuatu yang paling baik di dunia.
  2. Peranan perempuan dalam rumah tangga sangat penting. Sesungguhnyalah ia merupakan faktor penentu.
  3. Istri harus melakukan yang terbaik untuk menjaga agar suaminya tetap senang kepadanya.
  4. Istri ideal harus memadukan tiga hal: Istri harus selalu dapat membahagiakan suaminya bila suami melihatnya, dengan cara merawat diri agar selalu tampil cantik menarik di depan suaminya. Istri harus mentaatinya jika Suami menyuruhnya; Istri tidak menentang keinginan suaminya baik menyangkut diri sang Istri atau harta bendanya dengan melakukan sesuatu yang dicela olehnya.
  5. Menolak tidur bersama Suaminya ketika Suami mengajaknya tidur adalah merupakan satu kesalahan besar yang harus dihindarkan.
  6. Ketika sang istri berniat untuk berpuasa sunah, Istri boleh melakukannya hanya setelah ada izin dari suaminya. Jika Istri melakukan tanpa izin dari Suaminya, maka suami berhak untuk membuatnya membatalkan puasa yang sedang dijalaninya. Alasan untuk ini adalah bahwa mungkin ia berkeinginan untuk melakukan hubungan seksual dengan Istrinya.
  7. Adalah kewajiban seorang Istri untuk tidak mengizinkan seseorang (baik laki ataupun perempuan), yang tidak diinginkan oleh Suaminya, untuk masuk ke dalam rumah tanpa izin dari Suaminya.
  8. Istri tidak boleh memberikan sesuatu yang mungkin hak milik Suaminya tanpa perkenan Suaminya.
  9. Seorang Istri tidak patut meminta dari suaminya uang tambahan atau apa yang Suami tidak miliki atau tidak mampu memberikannya, dan Istri harus menunjukkan rasa terima kasih atas apapun yang Suami berikan.
  10. Seorang Istri harus mengakui bantuan apapun yang diberikan Suaminya di dalam rumah.
  11. Istri yang baik (Sholehah) adalah Istri yang taat pada perintah Suaminya jika Suami memintanya untuk melakukan sesuatu.
  12. Pada saat Suami pulang ke rumah, Istri harus menyambutnya dengan ramah dan menemuinya dengan penampilan yang baik dan cantik.
  13. Istri harus berusaha untuk tidak mengabaikan kebutuhan-kebutuhan Suaminya atau melalaikan tuntutan-tuntutannya. Semakin seorang Istri memperhatikan suaminya, maka semakin besar pula cinta Suami kepadanya. Kebanyakan para Suami – secara faktual, memandang perhatian sang Istri pada mereka sebagai satu ekspresi dari cintanya.
  14. Seorang Istri harus berhati-hati untuk tidak menyampaikan sesuatu masalah pada saat Suami baru pulang dari berpergian, tentang persoalan-persoalan keluarga, atau mengadu pada Suami tentang anak-anak, dan lain-lain. Sebaliknya Istri harus berupaya menciptakan suasana damai yang justru dibutuhkan Suaminya setelah melewati hari-hari yang panjang dan melelahkan.
  15. Seorang Istri sebaiknya mendiskusikan masalah-masalah keluarga dengan Suaminya pada saat-saat yang tepat.
  16. Bagi seorang Istri yang menghormati kerabat dekat Suaminya dan memperlakukan mereka dengan ramah adalah – sesungguhnya – merupakan tanda penghargaan dan hormat bagi Suaminya.
  17. Seringkali meninggalkan rumah adalah suatu kebiasaan buruk bagi perempuan. Istri juga tidak boleh meninggalkan rumah jika Suaminya keberatan bila Istri berbuat demikian.
  18. Istri tidak boleh bercengkrama dengan laki-laki asing tanpa mengindahkan keberatan Suaminya.
  19. Istri harus penuh perhatian terhadap Suaminya pada saat ia berbicara.
  20. Seorang Istri tidak berhak meminjamkan sesuatu dari harta Suaminya yang bertentangan dengan keinginannya. Tetapi Istri boleh meminjamkan hak miliknya sendiri.
  21. Menuntut perceraian dari Suami tanpa alasan yang kuat adalah dilarang.
  22. Jika seorang teman Suami bertanya tentang Suami, Istri boleh menjawabnya tetapi tanpa harus terlibat dalam percakapan panjang lebar.
  23. Terlalu banyak berargumentasi dan berdebat dengan Suami, menghitung-hitung kesalahan Suami, sebenarnya hanya akan menumbuhkan kebencian dan memperburuk hubungan.
  24. Memelihara rumah dan menjalankan tugas-tugas rumah tangga adalah menjadi tanggung jawab Istri. Oleh karena itu Istri harus mengerjakan tugas-tugas merawat rumah, perabot rumah tangga dan lain-lain dan juga harus hemat.
  25. Seorang Istri tidak boleh memberi sedekah dari harta suaminya tanpa seizin Suaminya.
  26. Berbicara tentang atau menceritakan pada orang lain mengenai masalah-masalah seksual antara Suami dan Istri adalah merupakan dosa besar menurut Islam.
  27. Seorang Istri tidak perlu merasa takut untuk menyatakan cinta dan kasih sayangnya terhadap Suaminya. Hal itu akan menyenangkan hati Suami dan membuat Suami lebih dekat pada keluarganya; selain itu jika Suami tidak menemukan seorang perempuan yang menarik dan mencintai Suami di rumah, Suami mungkin sekali akan terdorong untuk mencari hiburan dimana saja, di luar rumah.
  28. Kepemimpinan dalam keluarga adalah menjadi hak Suami. Bagi perempuan yang menuntut persamaan yang penuh dan sempurna dengan Suaminya, akan berakibat pada adanya dua pemimpin dalam keluarga dan ini tidak dikenal dalam Islam. Meskipun begitu Suami tidak boleh bertindak dengan cara otokratis dan menyalahgunakan posisinya. Ia harus memperlihatkan cinta dan kasih sayangnya dan memperlakukan Istrinya sebagai partner hidup.

____________________________________________________________________

http://oasekehidupancinta.blogspot.com/2009/11/bekal-wanita-dunia-akhirat.html

 

=========================================================================

  • Part VII

Ayah …. Dengarkanlah ??

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

 

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ اْلإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

 

Setiap engkau adalah pemelihara, dan setiap engkau akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya: Seorang pemimpin adalah pemelihara, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Seorang laki-laki juga pemelihara dalam keluarganya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Dan seorang perempuan adalah pemelihara dalam rumah suaminya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. (HR. al-Bukhori)

 

Di antara hal yang tidak diragukan lagi karena memang terjadi adalah bahwa setiap ayah mendambakan anak sebagai buah hati bisa sukses dan berhasil dalam pendidikan dan sekolahnya serta kehidupannya.

Karenanya, ayah senantiasa berdo’a kepada Allah agar memberikan kemudahan dan keteguhan bagi anak tercinta.

Ayah menjanjikan hadiah dan mengabulkan keinginan si buah hati jika lulus dalam ujian dan memberikan ancaman serta marah jika sampai gagal dalam ujian.

Perasaan seperti ini memang merupakan fitrah manusia dan memang terjadi di antara kita.

 

Akan tetapi wahai Ayah yang penyayang, apakah perhatianmu kepada si buah hati berupa perhatian penuh terhadap sekolah, pendidikan, masa depan dan urusan dunianya itu -karena memang engkau sadar itu adalah kewajibanmu- sama seperti perhatianmu terhadap akhirat mereka?

 

Apakah engkau benar-benar memikirkan dan mengkhawatirkan nasib mereka setelah mati seperti halnya perhatianmu akan kenyamanan dan kebahagiaan hidup mereka sewaktu di dunia?

 

Inilah tanggung jawabmu wahai Ayah.

 

Engkau curahkan semuanya untuk dunia yang fana sementara engkau abaikan akhirat yang kekal selamanya.

Engkau sibuk memikirkan kehidupan mereka tapi engkau lupakan keadaan setelah matinya.

Engkau bangun bagi mereka rumah dari tanah, batu dan bata di dunia tapi engkau haramkan mereka untuk mendapatkan rumah di akhirat yang indah bertatahkan intan permata.

 

Itulah keinginanmu!

Itulah angan-anganmu!

 

Semuanya tidak lebih dari agar anak-anakmu bisa jadi dokter, insinyur, pilot ataupun tentara.

Ya Allah!  

 

Semuanya itu hanya cita-cita dunia…..!

 

Engkau berusaha, bekerja membanting tulang dan bersungguh-sungguh hanya untuk dunianya…

 

Mana usahamu untuk akhiratnya wahai Ayah……?

 

Fenomena ini bukanlah sesuatu yang jarang terjadi, bahkan mayoritas manusia demikian adanya.

Mereka begitu serius berusaha mempersiapkan segala sesuatunya untuk pendidikan fisik anak-anaknya.

Tetapi mereka menelantarkan pendidikan hatinya yang padahal dengannyalah anak-anaknya bisa hidup dan bahagia atau sebaliknya binasa dan sengsara. Inilah kenyataan!

 

Ayah!

Mungkin engkau mengira bahwa ini hanyalah perkataan yang tiada beralasan.

Tapi jika engkau ingin bukti maka simaklah wahai Ayah yang penyayang!

 

Bayangkan atau anggap anakmu terlambat mengikuti ujian di sekolahnya.

 

Apakah yang engkau rasakan wahai Ayah?

 

Bukankah engkau akan berlomba dengan waktu mengantarkan anakmu agar bisa mengikuti ujian meskipun terlambat?

Bahkan sebelumnya, bukankah engkau akan rela untuk tidur setengah mata agar bisa membangunkan si buah hati supaya tidak terlambat?

Bukankah engkau akan melakukan segalanya agar anak tercinta yang menjadi kebanggaanmu bisa ikut ujian tepat waktu?

Saya yakin jawabannya adalah Ya. Bukankah engkau melakukan semua itu wahai Ayah?

 

Akuilah!!

 

Sekarang, apakah perasaanmu itu sama atau akan muncul juga ketika anakmu terlambat shalat Shubuh?

Apakah engkau akan berusaha agar anakmu shalat Shubuh tepat waktu?

Saya hanya berprasangka baik bahwa engkau memang shalat Shubuh tepat waktu.

Karena jika tidak, bagaimana mungkin engkau akan membangunkan anak-anakmu sementara engkau sendiri terlambat untuk itu?

 

Kemudian, bukankah engkau setiap hari senantiasa bertanya kepada anakmu tentang sekolahnya?

Apa yang dipelajari, apa yang dilakukan, jawaban apa yang diberikan ketika ujian dan berharap jawaban itu benar?

 

Tetapi, apakah setiap hari engkau bertanya juga tentang urusan agamanya?

Apakah engkau bertanya sudahkah dia shalat?

Dengan siapa dia duduk dan bergaul?

Tidakkah engkau bertanya apa yang dia lakukan ketika tidak di rumah, ta’at atau maksiat?

 

Ayah, bukankah dadamu terasa sesak ketika tahu bahwa si buah hati salah dalam menjawab ujian?

Bukankah engkau merasa terhimpit ketika tahu bahwa nilainya jauh di bawah sempurna bahkan rata-rata?

Bukankah engkau merasa terpukul ketika tahu bahwa dia gagal dalam ujiannya?

Akan tetapi, apakah dadamu juga terasa sesak, dadamu juga terasa terhimpit ketika tahu bahwa anakmu sangat minim dalam menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya terlebih sunah-sunahnya?

 

Tidakkah ini cukup menjadi bukti bahwa engkau lebih dan hanya memperhatikan dunianya dan mengabaikan akhiratnya?

 

Ayah, engkau mengira apabila anakmu tidak lulus ujian berarti kandas sudah cita-cita dan harapan yang ada.

Engkau menyangka bahwa dalam hal itu tidak ada kesempata kedua terlebih ketiga. Ketahuilah wahai Ayah…, bahwa kegagalan yang hakiki…, kegagalan yang memang tidak ada lagi kesempatan kedua atau ketiga untuk memperbaiki, adalah masuknya mereka ke dalam neraka dengan api yang panas menyala-nyala.

Tahukah engkau bahwa kegagalan yang hakiki adalah penyesalan dan kerugian yang disertai adzab yang pedih lagi menghinakan?

Setelah ini akankah engkau masih beralasan bahwa kita sekarang hidup di dunia sehinga harus fokus memikirkannya?

 

Kalau begitu kapankah engkau akan fokus memikirkan akhirat padahal di akhirat nanti tidak ada lagi amalan yang ada hanyalah pembalasan?

 

Sungguh wahai Ayah jikalau demikian adanya kita berlindung kepada Allah darinya maka tidaklah bermanfaat kesuksesan yang diraih di dunia.

Tidaklah bermanfaat ijazah, harta, istana yang megah, kedudukan dan kekuasaan kalau ternyata catatan amal perbuatan diberikan dari arah kirinya.

Kemudian mereka akan berteriak:

Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-sekali tidak memberikan manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaannku dariku. (Al-Haqqah: 25-29)

 

Ah…sungguh tidak bermanfaat kekuasaanku, ilmu duniaku, serta ijazahku.

Semuanya telah hilang, semuanya lenyap…yang ada hanyalah kerugian dan kegagalan.

 

Tahukah engkau apakah kerugian itu?

Tahukah engkau apakah kegagalan itu?

 

Ya, di dunia kerugian dan kegagalan itu adalah jika anakmu tidak bisa menjadi dokter, atau insinyur atau pilot dan guru.

Akan tetapi di akherat, yang ada hanyalah kebahagiaan atau kesengsaraan.

Yang satu berarti surga yang lainnya berarti neraka.

Akankah engkau rela membiarkan mereka mengalami kerugian dan kegagalan dalam arti kesengsaraan di dalam neraka?

 

Saya tidak katakan tinggalkan anak-anakmu!

Saya tidak katakan biarkan mereka jangan diajari masalah dunia!

Tidak, demi Allah, saya tidak katakan demikian.

Saya hanya katakan bahwa akherat lebih utama dan ditekankan untuk diperhatikan, lebih serius untuk diusahakan dan lebih bersunguh-sungguh untuk beramal meraih kebahagiaannya.

 

Wahai Ayah…!

Siapakah di antaramu yang begitu bersemangat bersungguh-sungguh mendatangkan seorang pendidik untuk mengajarkan kepada anaknya Al-Qur’an dan menerangkan As-Sunnah?

 

Sungguh sedikit sekali yang telah berbuat demikian.

Alangkah baik kiranya kalau mereka tidak memfasilitasi anak-anaknya dengan sarana kerusakan.

Akan tetapi kita lihat justru mereka dengan jeleknya pemikiran dan kurangnya perhitungan malah mendatangkan kejelekan bagi anak-anaknya dengan memfasilitasi dengan kendaraan-kendaraan, sopir pribadi, pembantu (pelayan) serta memenuhi rumahnya dengan barang-barang dan hal-hal yang diharamkan yang melalaikan dari dzikrullah dan ta’at kepada-Nya.

 

Siapakah di antara kalian wahai Ayah yang memberikan hadiah pada anaknya apabila hafal satu juz dari Al-Qur’anul Karim atau beberapa hadits dari hadits Nabi saw ?

 

Sungguh sangat sedikit sekali yang demikian ini.

Kita mohon kepada Allah agar memberkahi yang sedikit ini.

Kita lihat sebagian manusia, mereka menjanjikan pada anaknya apabila lulus ujian akan diajak pesiar menyusuri pantai yang indah atau wisata ke mancanegara, apakah Eropa atau Amerika, serta mereka menjanjikan dibelikan mobil agar bebas mengukur jalan.

Namun adakah di antara meraka yang menjanjikannya untuk diajak umrah atau haji dan mengunjungi masjid Nabi saw?

 

Setelah semua itu, tahukah engkau wahai Ayah apakah buah dari hasil pendidikan seperti itu?

Tahukah engkau apakah hasil dari pendidikan yang mengabaikan masalah akhirat tersebut?

Hasilnya adalah Al-Qur’an berganti menjadi majalah, siwak berganti menjadi rokok dan lebih parah lagi mereka akan hidup tidak ubahnya binatang ternak.

Tahukah engkau apa di antara yang membedakan kita dari binatang ternak?

Kita diberikan fasilitas untuk mengerti bahwa dunia hanyalah sementara.

Kita mengetahui bahwa ada kehidupan yang kekal selamanya.

Maka selayaknyalah kita untuk berusaha menggapai kebahagiaan di sana.

Tetapi apabila tidak demikian maka tidaklah beda dengan binatang bahkan lebih sesat karena kita diberi fasilitas sedangkan mereka tidak. Mereka seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A’raf: 179)

 

Di samping memperhatikan pekembangan fisik anak, kita juga harus memperhatikan pendidikan akal dan hati mereka.

Kita harus memikirkan nasib mereka setelah matinya.

 

Langkah  

pertama untuk itu adalah kita perbaiki terlebih dahulu diri kita, karena dengan baiknya diri kita maka mereka akan ada di atas keteguhan dan kekokohan serta ada di dalam penjagaan Allah swt. Allah berfirman:Ayah mereka berdua adalah orang yang shalih (Al-Kahfi: 82)

 

Kedua, kita jadikan bimbingan dan pengajaran Islam sebagai tujuan. Tidak ada halangan untuk belajar dan mempelajari ilmu-ilmu dunia akan tetapi tidak sebesar perhatiannya terhadap akhirat. Allah berfirman:Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan nasib (bagian)mu dari (keni’matan) dunia. (Al-Qashash: 77)

 

Wahai Ayah!

Maka takutlah engkau kepada Allah pada apa yang menjadi tanggunganmu karena engkau akan diminta pertanggujawabannya di hadapan Allah.

 

Takutlah engkau kepada Allah bahwasanya Allah telah memberikan anak sebagai amanat kepadamu tapi engkau justru membukakan pintu-pintu kejelekan bagi mereka.

 

Allah mengamanatimu tapi engkau malah menyibukkan mereka dengan film-film, sinetron-sinetron, perangkat-perangkat kekejian, majalah-majalah porno dan semisal dengan itu.

 

Jika demikian adanya berarti engkau telah mengkhianati amanat yang dipikulkan kepadamu dan engkau telah menipu mereka yang menjadi tanggunganmu.

 

Nabi saw bersabda:Tidaklah seseorang diberi amanat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya (tanggungannya) kemudian dia mati dalam keadaan menipu mereka, melainkan Allah haramkan baginya surga. (HR.Bukhari Muslim)

 

Ayah….!

Jika engkau memang sayang pada buah hatimu, tidak ingin menipu mereka dan juga tidak ingin mengkhianati amanat yang dipikulkan di pundakmu, maka kemarilah!

 

Kemarilah untuk sama-sama menyimak wasiat Luqman kepada anaknya.

Wasiat seorang ayah yang yang sangat menyayangi anaknya dan menebusnya dengan sangat mahal dan berharga.

Tahukan engkau apakah dia mewasiatinya dengan dunia?

 

Apakah dia mewasiatinya dengan intan permata dan segala perhiasan kemewahan lainnya?

 

Tidak, bahkan dia mewasiati anaknya dengan apa yang akan menjadikannya ada dalam kehidupan yang baik.

Kehidupan yang akan menyelamatkannya dari adzab Allah yang pedih.

Sungguh Allah telah mengabadikannya dalam Al-Qur’an.

Pernahkah engkau mendapatinya?

Tahukah engkau apakah wasiatnya itu?

 

Adalah Luqman Al-Hakim dengan kasih sayang yang begitu besar kepada anaknya, dia berwasiat agar jangan berbuat syirik, yakni menyekutukan Allah swt. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, waktu dia memberikan nasihat kepadanya:

 

‘Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah sebesar-besar kezhaliman. (Luqman: 13)

 

Ya… adakah kezhaliman yang lebih besar dari syirik?

Itulah apa yang dikhawatirkan Luqman pada anaknya sehingga mewasiati agar jangan sampai terjatuh ke dalamnya.

Adakah engkau pernah menyampaikan ini pada anakmu?

 

Kemudian, beliau dengan segenap kasih sayangnya menunjukkan pada anaknya apa yang akan menyelamatkan anaknya dari adzab Allah yaitu dengan menghadap kepada-Nya melalui shalat, memerintahkan yang ma’ruf serta mencegah dari yang munkar.

 

Adakah engkau demikian wahai ayah?

Saya berharap engkau sudah memenuhi semuanya sehingga hanya tinggal menyampaikannya kepada anakmu.

Karena jika tenyata engkaupun belum demikian…maka ini adalah mushibah dari sebenar-benar mushibah, dan kita berlindung darinya.

 

Setelah itu, Luqman mewasiati anaknya agar berhias dengan akhlaq yang mulia yang akan mengangkat jiwanya dan akan tinggi derajatnya. Janganlah sombong dan menghina sesama. Sederhanalah dalam berjalan dan lunakkanlah suara dalam pembicaraan. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Luqman: 19)

 

Inilah wahai Ayah, sejumlah wasiat dari ayah yang begitu sangat menyayangi dan mendambakan kebahagian bagi si buah hati.

 

Pernahkah engkau menyampaikannya pada anakmu, sebagiannya atau bahkan seluruhnya..?!

 

Ada fenomena yang sangat kita sesali dan kita keluhkan semuanya kepada Allah, yakni sebagian ayah berusaha mematahkan semangat anaknya dan menghalangi kesungguhannya ketika melihat bahwa Allah telah memberikan hidayah kepadanya untuk mendalami dan mengamalkan ilmu agama. Bahkan di antara mereka ada yang sampai menghasut dan menakut-nakuti serta menebar was-was.

Mereka mengatakan bahwa belajar agama hanya akan mengikat kebebasan jiwa.

Mereka juga mencela dan juga memperolok-oloknya, sehingga tidak tahu lagi apakah yang dicela itu adalah orangnya atau agama yang dibawanya.

Maka apakah ini perlakuannmu terhadap apa yang menjadi amanatmu?

Apakah ini yang engkau nasihatkan kepada mereka?

 

Takutlah engkau kepada Allah!

 

Takutlah bahwasanya Allah sentiasa mengawasi bagaimana engkau mendidik mereka.

Ajarilah mereka apa yang bermanfaat baginya dari urusan agama dan dunianya.

Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-main dan sendau gurau belaka.

Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa.

Maka tidaklah kamu memahaminya!(Al-An’am:32)

 

Ayah….!

Engkau telah menyiapkan anakmu untuk menghadapi ujian dunia.

Maka takutlah kepada Allah dan ketahuilah olehmu serta beritahukanlah kepada anak-anakmu bahwa barang dagangan Allah (surga) jauh lebih berharga dan lebih mahal dari perhiasan dunia.

Dan ajarkanlah serta beritahukanlah mereka bahwa kesuksesan yang hakiki ada pada membatasi diri pada apa yang Allah ridlai.

Beritahukanlah kepada mereka dan ketahui olehmu juga bahwa kebahagiaan yang hakiki ada pada taqwa dan ta’at kepada Allah.

 

Serta ketahuilah olehmu bahwa kaki seorang hamba tidak akan bergeser sejengkalpun dari posisinya pada hari kiamat dan akan diadukan kezhalimannya oleh orang yang pernah dizhaliminya.

Anak akan senang bisa mendapatkan ayahnya untuk mengadukan kezhaliman yang pernah dilakukannya, demikian juga istrinya.

Pada hari kiamat nanti anak-anak akan membantah dan menyalahkan ayah-ayah mereka dengan berkata:

Wahai Rabb kami, ambil lah hak kami pada ayah kami yang zhalim ini. Dia telah menyebabkan kami tidak melakukan apa yang Engkau ridlai.

Dialah yang telah mendidik kami tidak ubahnya binatang ternak.

Dialah yang mendatangkan berbagai hal yang membinasakan dan tidaklah ada satu kerusakan melainkan didatangkannya ke hadapan kami.

Maka apakah yang nanti akan engkau katakan untuk menjawab semuanya itu wahai Ayah yang penyayang, yang begitu sayangnya sehingga menjerumuskan anaknya pada kebinasaan?

Bahkan pada akhirnya nanti sama-sama ada dalam kebinasaan.

Yaitu pada hari dimana tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak.

Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Asy-Syu’araa’: 88-89)

 

Maka di manakah hartamu?

Di manakah anak yang engkau banggakan itu?

 

Mereka justru menyalahkanmu dan menyeretmu untuk ikut merasakan panas neraka karena engkaulah yang punya andil besar untuk itu.

 

Kita berlindung kepada Allah dari semua itu dan memohon agar Allah menunjukkan kita kepada kebaikan dan memberikan kekuatan dan kemudahan untuk menempuhnya serta dimatikan di atasnya, serta kita memohon kepada-Nya agar menyelamatkan kita, keluarga serta anak keturunan kita dari adzab-Nya yang pedih.

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

Terakhir wahai Ayah!

Bertaqwalah engkau kepada Allah.

Takutlah Engkau kepada-Nya pada apa yang engkau lakukan untuk anakmu.

Perbaikilah pendidikan mereka!

 

Jagalah mereka dari segala kerusakan dan kealpaan dalam segala kebaikan.

Lakukanlah sejak sekarang selama mereka masih ada di hadapan kalian.

Selama kalian masih bisa bersungguh-sungguh mengusahakan.

Lakukanlah segera sebelum kalian hanya bisa melakukan celaan dan penyesalan yaitu pada hari dimana tidak akan bermanfaat lagi celaan dan penyesalan.

Dan Allah lah tempat kita meminta perlidungan dan pertolongan.

 

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); di sisi Allah lah pahala yang besar. (At-Thagaabun: 15)

 

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6)

 

 

Semoga bermanfaat.

Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat.

 

Sumber: http://www.perpustakaan-islam.com

=========================================================================

  • Part VIII

Tanggung Jawab Laki-Laki

Pertanyaan Seorang Hamba Allah SWT Kepada Seorang Ustadz

 

Ustaz, benarkah di akhirat kelak seorang lelaki akan diminta pertanggungjawabannya terhadap empat wanita, yaitu ibunya, istrinya, anak perempuannya, dan saudara perempuannya? Mohon penjelasannya.

 

Hamba Allah

 

Jawaban dari Ustadz tersebut!!!

 

Rasulullah SAW bersabda, “Dan tiap kamu adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (HR Bukhari dan Muslim). 

Dalam hadis di atas, Rasulullah SAW menegaskan setiap kita akan dimintai pertanggungjawaban terhadap amanah kepemimpinan yang dibebankan di atas pundak kita, sekecil apa pun kepemimpinan itu. 

Dari mulai penguasa negara yang memimpin sekian banyak rakyatnya, sampai kepada seorang pembantu rumah tangga juga akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya itu. 

Termasuk, seorang laki-laki dalam rumah tangganya. Ia adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang ada dalam rumah tangganya, terutama terhadap istri dan anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan. 

Jadi, tidak terbatas hanya kepada anak perempuannya saja. Tanggung jawab di sini mencakup tanggung jawab nafkah, pendidikan, dan mengarahkan mereka kepada jalan Allah SWT. 

Dalam hal mendidik dan mengarahkan keluarga menuju jalan Allah SWT ini, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS al-Tahrim [66]: 6). 

Allah SWT memerintahkan kepada Rasul-Nya dan tentu juga kita sebagai umatnya untuk mendidik dan menyuruh anggota keluarga kita agar selalu melaksanakan apa yang diperintahkan Allah SWT, seperti mendirikan shalat dan bersabar dalam melakukan hal itu (QS Thaha [20]: 132). 

Nabi SAW juga memberikan bimbingan bagi umatnya cara membiasakan anak untuk beribadah sejak dari usia dini. Beliau SAW bersabda, “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR Ahmad dan Abu Daud). 

Terhadap orang tua, baik ayah maupun ibu, seorang anak berkewajiban untuk berbakti dan selalu berbuat baik serta mengingatkan dengan cara yang baik jika kedua orang berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunah Nabi SAW. 

Para ulama sepakat, seorang Muslim wajib menafkahi orang tuanya jika mereka memang membutuhkan karena banyaknya dalil dari Alquran dan hadis Nabi SAW yang menegaskan kewajiban untuk berbakti kepada orang tua. Dan, berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu amalan yang paling afdal di sisi Allah SWT. 

Sebaliknya, durhaka kepada kedua orang tua adalah salah satu dosa besar. “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” (QS Luqman [31]: 14). 

Dan ketika orang tua mengajak atau menyuruh untuk berbuat dosa atau maksiat maka seorang anak tidak boleh mengikuti ajakan itu, tapi harus tetap menghormati dan bergaul dengan dengan cara yang baik. (QS Luqman [31]: 15). 

Juga ada kewajiban untuk memberikan nasihat dan mengingatkan tentang perintah dan larangan Allah SWT sesuai dengan tugas dan kewajiban seorang Muslim untuk melakukan amar makruf nahi mungkar yang tentunya lebih utama kepada orang-orang terdekatnya. 

Rasulullah SAW bersabda, “Tiga golongan yang Allah SWT haramkan baginya surga, yaitu pecandu khamar, orang yang durhaka kepada orang tuanya, dan lelaki dayyuts (laki-laki yang acuh dan tidak ambil peduli dengan siapa istri dan anak-anaknya bergaul, pergi, bertemu) yang membiarkan kemaksiatan dilakukan dalam rumah tangganya.” (HR Ahmad dan al-Nasa`i). 

Berdasarkan itu, seseorang bertanggung jawab jika ada anggota keluarga yang melakukan dosa atau kemaksiatan, sedangkan ia membiarkan hal itu terjadi atau menjadi sebab mereka melakukan dosa dan maksiat tersebut atau ia tidak mendidik dan mengarahkan mereka, sehingga mereka meninggalkan perintah Allah SWT dan melakukan kemaksiatan. Wallahu a’lam bish shawwab.

Ustaz Bachtiar Nasir

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/13/06/24/mowbxf-tanggung-jawab-lakilaki

========================================================================

  • Part IX

NAFKAH

Adalah merupakan kewajiban umat manusia  untuk mencari karunia Tuhan  dalam upaya mempertahankan hidupnya di dunia.  Meskipun  misalnya Tuhan tidak mewajibkannyapun sudah seharusnya manusia dengan sendirinya  menyadri tentang tugas dan kewajibannya tersebut.  Keberadaannya di atas dunia ini tentu tidak akan bertahan lama, jikalau  manusia tidak berusaha untuk mempertahankannya sendiri dengan memberikan perlindungan untuk dirinya, baik dari sisi kesehatan, makanan, tempat tinggal dan lainnya.  Karena semua itu pada dasarnya merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat ditawar.

Namun pada umumnya pernyataan tentang nafkah yang sesunggguhnya merupakan salah satu kebutuhan manusia itu sendiri, muncul pada saat seseorang  menjalin hubungan dan kerjasama dalam usahanya untuk mengembangkan diri mereka, terutama dalam hal keluarga.  Orang yang menikah dan berumah tangga,  sudah barang tentu disayaratkan adanya kemampuan untuk mencari nafkah  dalam mempertahankan kehidupan rumah tangganya tersebut.  Bahkan dalam persoalan keluarga tersebut nafkah bukanlah sekedar sesuatu yang berupa materi, melainkan juga yang berupa kepuasan hubungan suami isteri.

Namun  dalam tulisan ini, hanya akan dibicarakan tentang nafkah yang sifatnya materi yang menurut ajaran Islam sesungguhnya menjadi tanggung jawab dan kewajiban seorang laki laki, meskipun  perempuan juga tidak dilarang untuk membantunya.  Bahkan  dalam perkembangannya, manakala seorang laki laki yang seharusnya menjadi pemimpin dalam rumah tangga, ternyata tidak mampu lagi untuk memberikan nafkah kepada keluarganya, maka tangung jawab tersebut dapat beralih kepada perempuan atau isteri, tentu harus dilakukan dengan penuh pengertian, sehingga keharmonisan masih tetap dapat dipertahankan.

Memang jikalau seorang laki laki dalam sebuah rumah tangga masih  mampu mengupayakan nafkah tersebut, maka wajib baginya untuk berusaha secara sungguh sungguh untuk mendapatkannya dengan cara yang benar.  Hal tersebut disebabkan memang tuntutan nafkah tersebut harus dipenuhi oleh seorang suami atau kepala rumah tangga kepada seluruh anggota keluarganya.  Akan tidak dapat dibenarkan kalau misalnya seorang laki laki atau kepala rumah tangga hanya  duduk manis di rumah, sementara isterinyalah yang diharuskan untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan keluarga.

Tentu kita tidak akan mengatakan bahwa usaha mencari nafkah tersebut harus dilakukan dengan mengeluarkan seluruh tanaga dan keringat misalnya, sama sekali bukan seperti itu, melainkan seluruh usaha yang halal dan dapat menghasilkan  harta serta dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.  Untuk itu dapat saja dibenarkan ketika seseorang hanya berusaha melalui  sebuah posel utnuk mendapatkan harta, asalkan uashaa tersebut jelas dan dibenarkan oleh syariat.

Artinya semua usaha yang dapat mendatangkan dan menghasilkan harta dan hal tersebut tidak termasuk sesuatu yang dilarang, baik oleh syariat maupun oleh aturan hukum positif, tantu akan dapat dibenarkan.  Ketentuan tersebut sudah barang pasti  akan  memberikan pengertian bahwa  usaha yang mengandung  unsur spekulasi atau gharar atau penipuan ataupun merugikan pihak lain, tentu menjadi terlarang dengan sendirinya.

Nah, seperti itulah teorinya, namun sekali lagi dalam prakteknya di lapangan terkadang banyak yang tidak sama dengan teori tersebut, apalagi kalau diingat kehidupan yang sangat tidak teratur seperti sekarang ini.  Karena itu kita tidak terlalu heran jikalau kita menemui keluarga, dimana  seorang isteri justru dijadikan sapi perah untuk kenikmatan suaminya.  Sementara itu kedudukan isteri yang sangat lemah dalam hubungan rumah tangga, apalagi kalau seorang suami berlaku nekat, termasuk kepada anak anak, maka dengan terpaksalah seorang isteri harus melakukan sesuatu yang seharusnya menjadi tanggung jawab suaminya.

Bahkan kita juga sering menemui kenyataan bahwa ada seorang laki laki atau suami yang memang bekerja mencari nafkah, tetapi tidak untuk keluarga dan isterinya, melainkan untuk kesenangan  dirinya sendiri.  Sementara untuk kebutuhan rumah tangganya ia tidak mau tahu, bahkan malahan ikut nimbrung atas jerih payah isterinya.  Artinya seluruh kebutuhan hidup keluarga, mulai dari makan, dan kebutuhan primer lainnya  dibebankan kepada isterinya.  Dsungguh merupakan  kenyataan yang sangat pahit dan memperihatinkan kita semua.

Hal tersebut tentu akan lain halnya dengan kenyataan bahwa memang seorang laki laki, yang karena sebuah kecelakaan misalnya, kemudian tidak mampu lagi mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, maka  isteri dengan keikhlasannya kemudian berusaha  memenuhi kebutuhan seluruh keluarga.  Juga akan lain pula dengan sebuah keluarga yang sepakat antara suami isteri untuk  semua bekerja dan berusaha dan kemudian hasilnya digunakan secara bersama  dan untuk kepentingan seluruh keluarga.

Intinya  ialah  bahwa selama kita  hidup di dunia ini, tentu kita berkewajiban untuk mencari nafkah, baik untuk diri sendiri maupun untuk pihak lain yang menjadi kewajiban kita memenuhinya.  Hal tersebut sesungguhnya  telah diperintahkan langsung oleh Tuhan melalui firman-Nya, yang maksudnya kurang lebih “ dan carilah olehmu mengenai apa saja yang dikaruniakan oleh Allah untuk kehidupan akhirat, tetapi jangan kamu melupakan juga tentang bagianmu di dunia dan berbuat baiklah kamu sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan jangan pula melakukan kerusakan di bumi, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai kepada orang orang yang berbuat kerusakan”.

Persoalannya sekarang ialah  terjadinya ketidak tertiban dalam hal nafkah tersebut yang  dapat menyebabkan disharmoni hubungan antara keluarag yang sesungguhnya mempunyai tujuan membentuk rumah tangga yang sakinah atau tenang, dan dipenuhi kasih sayang.  Persoalan ketidak tertiban tersebut dapat berupa berbagai problem, mulai dari tumpang tindihnya kewajiban dan juga yang terbenyak ialah  substansi nafkah tersebut yang tidak sedsuai dengan petunjuk syariat, yakni nafkah yang haram.

Untuk itu menjadi kewajiban kita juga untuk memberikan penjelasan dan pencerahan kepada umat agar mereka terselamatkan dari kesengsaraan di akhirat yang sangat menakutkan.  Bukankah kita sangat paham bahwa  setiap apapun yang kita kerjakan di dunia ini, nantinya akan diminta pertanggung jawaban oleh Tuhan di akhirat?.  Bahkan kalau sesuatu tersebut berupa harta, maka pertanggung jawabannya menjadi ganda, yakni tentang dari mana kita mendapatkan harta tersebut dan kemudian juga tentang  digunakan untuk apa harta tersebut.

Nafkah memang harus kita cari, karena dengan nafkah itulah kita akan  dapat membentuk  sebuah keluarga yang kita idamkan.  Anaka anak menjadi terjamin pertumbuhannya, pendidikannya, kesehatannya dan juga kesejahteraannya.  Demikian juga anggota keluarga yang lain yang tentu kita semua berkeinginan menjadi baik dan sejahtera.  Kesejahteraan tersebut tidak saja ketika kkita berada di dunia, melainkan juga saat nanti kita sudah mengalami kehidupan di akhirat.

Untuk itulah dimuali dari  kita yang kemudian kita tularkan kepada umat yang lain melalui keteladanan dan percontohan maupun melalui pembeinaan.  Dengan begitu fungsi kita sebagai hamba Tuhan yang peduli kepda nasib sesama, akan menjadi kenyataan, dan tentu Tuhan pun pasti akan membalas perbuatan baik yang diniati ikhlas mengabdi tersebut.  Semoag Tuhan akan senantiasa memenuhi harapan kita dan sekaligus  memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap menjadi manusia baik dan bermanfaat bagi sesama, termasuk dalam hal nafkah.

http://muhibbin-noor.walisongo.ac.id/?op=informasi&sub=2&mode=detail&id=818&page=1